PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Penyakit Jantung
Penyakit jantung adalah penyebab kematian tersering pada wanita usia 25-44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita subur, penyakit jantung menjadi penyulit pada sekitar 1% kehamilan.
Untuk mengurangi mortalitas dan morbiditas sebelum terjadinya kehamilan sebaiknya dilakukan konseling pada ibu dengan penyakit jantung. Pasien dengan penyakit jantung derajat 3 dan 4 disarankan sebaiknya tidak hamil dan memilih kontrasepsi AKDR, Tubektomi, atau Vasektomi pada suami.
Beberapa tanda dan gejala dari penyakit jantung adalah:
1. Orthopnea / dispnea progresif
2. Batuk malam hari
3. Hemoptisis
4. Sinkop
5. Nyeri dada
6. riwayat keluarga
Penyakit jantung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kelas I
Pasien sama sekali tidak perlumembatasi kegiatan fisik
2. Kelas II
Pasien perlu membatasi kegiatan fisik sedikit, jika melakukan pekerjaan sehari-hari jantung
terasa berdebar-debar dan terjadi angina pektoris
3. Kelas III
Pasien sangat mudah merasa lelah disertai timbul gejala-gejala lain jika melakukan pekerjaan
ringan sekalipun
4. Kelas IV
Pasien memperlihatkan gejala dekompensasi jantung walau dalam istirahat sekalipun
Pengobatan
Pengobatan tergantung dari klasifikasinya, kelas I : tidak memerlukan pengobatan
kelas II : tidak memerlukan pengobatan tetapi hindari kegiatan fisik terutama waktu umur kehamilan 28-32 minggu, kelas III dan kelas IV dirawat di Rumah sakit dengan pengelolaan bersama kebidanan dan kardiologi.
Perawatan dan asuhan antenatal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dan rawat bersama dengan bagian kardiologi di ruang penyakit dalam
2. Bila rawt jalan, kontrol setiap minggu, tiap kunjungan periksa kebagian kebidanan dan kardiologi
3. Tirah baring 2 jam waktu siang dan 10 jam waktu malam
4. Dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi dan foto toraks
5. Setelah umur kehamilan 32 minggu, dilakukan pemeriksaan NST dan USG serial.
Perawatan dan Asuhan selama Persalinan
1. Kala I
Pemantauan kett terhadap ibu dan janin, beri oksigen bila terlihat adanya sianosis
2. Kala II
Proses persalinan tergantung klasifikasi. Pada kelas I : persalinan dapat dilakukan secara spontan,
pada kelas III dan IV sebaiknya mencegah ibu mengedan, kemudian kolaborasi dengan dokter
untuk pertolongan menggunakan ekstraksi forsep. elama kala II bagian kardiologi harus
mendampingi.
3. Kala III
Tetap berkolaborasi dengan dokter, hindari pemberian ergometrin. Berikan transfusi darah
bila diperlukan
Perawatan dan Asuhan selama Nifas
Dalam 24 jam pertama pasca persalinan, pemantauan tanda dekompensasi tetap dilakukan secara ketat . Bila keadaan pasien stabil maka boleh pulang setelah 7 hari perawatan dan tetap kontrol setelah keluar dari rumah sakit.
DIABETES MELITUS
. Diabetes Melitus merupakan penyakit medis tersering pada kehamilan. Pasien dibedakan menjadi mereka yang diketahui mengidap diabetes melitus sebelum hamil dan mereka yang diketahui mengidap diabetes melitus saat hamil (gestasional).
Penapisan Pada Ibu Hamil
1. Riwayat Kebidanan
a. Beberapa kali keguguran
b. Riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas
c. Riwayat melahirkan dengan bayi cacat bawaan
d. Pernah melahirkan bayi > 4.000 gram
e. Pernah preeklamsia
f. Polihidramnion
2. Riwayat Ibu
a. Umur ibu hamil > 30 tahun
b. Riwayat DM dalam keluarga
c. Pernah DMG pada kehamilan sebelumnya
d. Infeksi saluran kemih berulang-ulang selama hamil
Efek Pada Ibu
Beberapa efek yang terjadi pada ibu adalah preeklamsia, polihidramnion, infeksi saluran kemih, persalinan dengan SC, dan trauma persalinan akibat bayi besar
Efek Pada Janin
Beberapa efek yang mungkin terjadi pada janin adalah makrosomia, hipoglikemia, hambatan pertumbuhan janin, hipokalsemia, hipomagnesemia.
Asuhan yang Diberikan
1. Beritahu pasien bahwa bidan harus bekerja sama dengan dokter yang tepat untuk mengawasi
kehamilannya.
2. Dukungan tambahan selain dari keluarga dekat pasien juga dari ahli gizi agar mendapatkan
informasi yang tepat.
3. Pastikan pasien sering memeriksakan diri ke dokter spesialis yang telah disarankan untuk
mendapatkan perintah dokter yang harus dijalani.
4. Diet yang baik, diet yang kaya akan karbohidrat kompleks terutama kacang-kacangan, protein
dalam jumlah sedang (20% dari kalori), rendah kolesterol, dan lemak (30% dari asupan kalori,
tidak lebih dari 10% dari lemak jenuh, sedikit atau tidak mengandung gula, harus banyak
mengandung serat (40-70 g/ hari).
5. Kenaikan berat badan yang benar, pertambahan berat badan harus sesuai dengan garis petunjuk
yang telah ditentukan oleh dokter.
6. Olahraga yang teratur
7. Istirahat yang cukup, hindari tenaga yang berlebih
8. Pengaturan obat sesuai anjuran dokter
9. Pengaturan gula darah
10. Pemantauan air kemih
PENYAKIT ASMA
Penyakit asma merupakan kelainan saluran pernafasan yang ditandai dengan inflamasi saluran nafas kronik dengan episode obstruksi saluran nafas akut akibat adanya stimulasi oleh berbagai macam alergen
Faktor pencetus timbulnya asma diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Zat alergi
2. Infeksi saluran nafas
3. Pengaruh udara
4. Faktor fisikis
Gejala dan tanda pada penyakit asma adalah sebagai berikut:
1. Sesak nafas tiba-tiba
2. Riwayat serangan asma sebelumnya
3. Riwayat atopi pada keluarga
4. Gejala utama : ekspirasi memanjang dan wheezing (+) dapat juga disertai takikardi, retraksi
suprasternal dan sianosis)
Pengaruh Kehamilan terhadp Timbulnya Serangan Asma
Asma tidak dapat di prediksi dan tidak selalu sama pada setiap penderita. Pada setiap penderita asma pun serangan tidak selalu sama pada tiap kehamilannya.
Pengaruh asma pada ibu dan janin bergantung pada sering dan beratnya serangan karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen/hipoksia. Jika keadaan ini tidak diatasi akan terjadi keguguran, persalinan prematur, atau gangguan pertumbuhan janin.
Asuhan Kebidanan yang Diberikan
1. Pada Kehamilan
Penderita asma dibawah pengawasan medis sepanjang kehamilannya memiliki kesempatan yang
sama baiknya untuk menjalani kehamilan yang normal. Jika asma dalam kondisi terkendali,
hanya memiliki sedikit efek pada kehamilan. Tujuan utamanya adalah pencegahan episode
hipoksia untuk ibu dn janin.
2. Pada Persalinan
Diusahakan persalinan per vaginam. Bila penderita dalam serangan, kala II dipendekan dengan
tindakan vakum/forsep, SC dilakukan atas indikasi obtretrik.
Comments
Post a Comment